Avro Anson RI-003

Monumen peringatan Avro Anson RI-003 di Gadut, Tilatang Kamang, Agam, Sumatera Barat (0°16′18″S 100°22′03″E / 0.2717868°S 100.3675655°E / -0.2717868; 100.3675655)

Avro Anson RI-003 adalah sebuah pesawat terbang multifungsi bermesin ganda keluaran pabrikan Inggris Avro, yang merupakan pesawat terbang ketiga yang dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia.[1] Pesawat Avro Anson tersebut dibeli pada awal bulan Desember 1947, diberi nomor register RI-003, dan digunakan sebagai sarana angkutan udara militer maupun sipil.[1][2]

Upaya pembelian pesawat ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Pusat Pengumpul Emas oleh Mohammad Hatta, wakil presiden pertama Indonesia, di Bukittinggi pada tanggal 27 September 1947; yang bertujuan mengumpulkan sumbangan masyarakat untuk membeli pesawat terbang, dalam rangka perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda.[3] Panitia dipimpin oleh Mr. A. Karim, Direktur Bank Negara.[3] Emas sumbangan masyarakat Sumatera Barat kemudian terkumpul seberat 14 kg, dan dibelikan pesawat terbang Avro Anson di Thailand, milik Paul H. Keegan, warga negara Australia dan mantan penerbang RAF (Angkatan Udara Kerajaan Inggris).[3] Pesawat itu lalu didatangkan sendiri oleh Keegan ke lapangan udara Gadut, Bukittinggi.[3]

Pada akhir bulan Desember 1947, Komodor Udara Iswahjoedi dan Komodor Udara Halim Perdanakusuma menerbangkan pesawat ini menembus blokade Belanda untuk menggalang dukungan dari Singapura dan Thailand.[1] Mereka memuat peralatan perang di Songkhla, Thailand,[4] tetapi pesawat kemudian jatuh di Tanjung Hantu, Perak, Malaya, dalam perjalanannya menuju Singapura, dan menewaskan kedua awaknya.[1][2] Potongan pesawat tersebut tersebar di perairan Labuhan Bilik, antara Tanjung Hantu, Malaya, dan Teluk Senagih, Sumatera Utara.[4] Jenazah Perdanakusuma ditemukan, namun jenazah Iswahyudi tidak berhasil ditemukan.[4] Dompet Iswahyudi berisi tiga lembar uang kertas dan kartu bertuliskan namanya ditemukan di dekat laut, di antara puing-puing.[2] Kedua orang tersebut kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.[4] Monumen tersebut merupakan replika RI-003 (eks RAF AX505).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Soewito, Irna Hanny Nastoeti Hadi; Suyono, Nana Nurliana; Suhartono, Soedarini (2008). Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950. Angkatan Udara Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 187. ISBN 9789794616727. 
  2. ^ a b c Soedarmanta 2007, hlm. 252.
  3. ^ a b c d Rodzi, Fakhrur (23 Januari 2017). "Bukan Aceh, Kaum Ibu Minanglah Pertama Kali Beli Pesawat Untuk Indonesia". Copyright © 2016 RiauOnline. Riau Online. 
  4. ^ a b c d Adisukarjo, Sudjatmoko; Ningsih, Rini. Horizon IPS. Yudhistira Ghalia Indonesia. hlm. 13. ISBN 9789796766345. 

Bacaan lanjutan

  • "Pentagon Over the Islands: The Thirty-Year History of Indonesian Military Aviation". Air Enthusiast Quarterly (2): 154–162. n.d. ISSN 0143-5450. 
  • Subhanie, Dzikry (7 January 2017). "Sejarah Pesawat RI-003 yang Jatuh di Tanjung Hantu". Sindonews [id] (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 7 August 2018. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Soedarmanta, J.B. (2007). Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia (dalam bahasa Indonesian). Gramedia Widiasarana Indonesia. Diakses tanggal 7 August 2018. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  • Sejarah TNI Angkatan Udara: 1945-1949 (dalam bahasa Indonesian). 1 dari Sejarah TNI Angkatan Udara, Indonesia. Subdisjarah Diswatpersau. 2004. Diakses tanggal 7 August 2018. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)