Beruang madu

Beruang madu
Helarctos malayanus Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Rentan
IUCN9760 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KelasMammalia
OrdoCarnivora
SuperfamiliUrsoidea
FamiliUrsidae
GenusHelarctos
SpesiesHelarctos malayanus Edit nilai pada Wikidata
(Raffles, 1821)
Tata nama
ProtonimUrsus malayanus Edit nilai pada Wikidata
Distribusi

Edit nilai pada Wikidata
EndemikIndonesia Edit nilai pada Wikidata


Beruang madu (Helarctos malayanus) termasuk familia Ursidae[1] dan merupakan jenis paling kecil dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia.[2] Beruang ini adalah fauna khas provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi tersebut.[3] Beruang madu juga merupakan maskot dari kota Balikpapan.[4] Beruang madu di Balikpapan dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung Sungai Wain.[5]

Fisik

Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50 – 65 kg.[6] Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada umumnya hitam, matanya berwarna cokelat atau biru,selain itu hidungnya relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong.[2].Jenis bulu beruang madu adalah yang paling pendek dan halus dibandingkan beruang lainnya, berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna oranye yang dipercaya menggambarkan matahari terbit.[7] Berbeda dengan beruang madu dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang lebih lembut, tipis dan bersinar.[8] Karena hidupnya di pepohonan maka telapak kaki beruang ini tidak berbulu sehingga ia dapat bergerak dengan kecepatan hingga 48 kilometer per jam dan memiliki tenaga yang sangat kuat.[9] Kepala beruang madu relatif besar sehingga menyerupai anjing yakni memiliki telinga kecil dan berbentuk bundar.[2] Beruang jenis ini memiliki lidah yang sangat panjang dan dapat dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam untuk menyarikan madu dari sarang lebah di pepohonan.[7] Selain itu, lidah yang panjangnya dapat melebihi 25 cm itu juga digunakan untuk menangkap serangga kecil di batang pohon.[10] Beruang madu memiliki penciuman yang sangat tajam dan memiliki kuku yang panjang di keempat lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan.[11] Beruang madu lebih sering berjalan dengan empat kaki, dan sangat jarang berjalan dengan dua kaki seperti manusia.[10] Lengan beruang jenis ini cukup lebar dan memiliki kuku melengkung serta berlubang yang memudahkannya memanjat pohon.[12] Kuku tangan yang melengkung digunakan oleh beruang ini untuk menggali rayap, semut dan sarang lebah dan beruang yang sedang mencari madu akan segera menghancurkan kayu yang masih hidup dan segar dan bahkan berusaha untuk menggaruk pohon yang kayunya keras.[13]Rahang beruang madu tidak proporsional karena terlalu besar sehingga tidak dapat memecahkan buah-buah besar seperti kelapa.[14] Gigi beruang ini lebih datar dan merata dibandingkan dengan jenis beruang lain, gigi taringnya cukup panjang sehingga menonjol keluar dari mulut.[15] Ukuran tulang tengkorak kepala beruang madu pada umunya memiliki panjang tengkorak 264,5 mm, panjang condylobasal 241,3 mm, lebar zygomatic 214,6 mm, lebar mastoid 170,2 mm, lebar interorbital 70,5 mm, lebar maxilla 76,2 mm.[16]

Habitat

Beruang madu hidup di hutan hujan tropis sekitar Asia

Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.[17] Habitat beruang madu terdapat di daerah hujan tropis Asia Tenggara.[18] Penyebarannya terdapat di pulau Kalimantan, Sumatra, Indocina, Cina Selatan, Burma, serta Semenanjung malaya.[17] Oleh karena itulah jenis ini tidak memerlukan masa hibernasi seperti beruang lain yang tinggal di wilayah empat musim.[19] Beruang madu pada masa lalu diketahui tersebar hampir di seluruh benua Asia, namun sekarang menjadi semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.[20]

Makanan

Beruang madu adalah binatang omnivora yang memakan apa saja di hutan.[1] Mereka memakan aneka buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem.[2] Mereka juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya.[21] Apabila beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain.[2] [21]

Perilaku

Beruang madu hidup secara soliter di alam bebas.

Beruang madu aktif di malam hari atau disebut juga dengan makhluk nokturnal, mereka menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pepohonan untuk mencari makanan.Kecuali betina dengan anaknya, beruang madu umumnya bersifat soliter. Mereka tidak berhibernasi sebagaimana spesies beruang lainnya karena sumber pakannya tersedia sepanjang tahun.[22] Dalam satu hari seekor beruang madu berjalan rata-rata 8 km untuk mencari makanannya.Perilaku beruang madu yakni menggali dan membongkar juga bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian dan daur ulang yang sangat penting untuk hutan hujan tropis.[2] Beruang madu juga sangat berperan dalam meregenerasi hutan sebagai penyebar biji buah-buahan, dan terkenal sebagai pemanjat pohon yang ulung. Sifatnya pemalu, hidup penyendiri, aktif di siang hari dengan kebutuhan wilayah jelajah yang luas.[23]

Di sebagian wilayah Lampung, beruang ini seringkali merusak gubuk petani dan mencuri jatah makanan seperti minyak goreng dan mie instan. Mereka juga dianggap hama dan ancaman karena sering tidur di atas pohon durian dan mencuri buahnya.

Perkembangbiakan

Beruang madu tidak mempunyai musim kawin tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina telah siap kawin. Lama mengandung beruang betina adalah 95-96 hari, anak yang dilahirkan biasanya berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan.[24] Terkadang, beruang betina hanya terlihat dengan satu bayi dan sangat jarang ditemukan membawa dua bayi setelah masa kehamilannya.[12] Hal ini sangat dimungkinkan karena beruang madu sengaja menunda perkawinan untuk mengupayakan agar bayi terlahir saat induk memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang sesuai serta makanan tersedia dalam jumlah yang memadai.[25] Beruang melahirkan di sarang yang berbentuk gua atau lubang pepohonan dimana bayi yang terlahir tanpa bulu dan masih sangat lemah dapat bertahan hidup. Bayi akan tetap tinggal di sarang sampai ia mampu berjalan bersama induknya mencari makanan.[26] Bayi beruang madu di duga hidup bersama induknya hingga berusia dua tahun dan kemudian mulai hidup secara mandiri.[27]

Ancaman terhadap beruang madu

Beruang madu telah dikategorikan sebagai binatang yang mudah diserang dan terancam kelangsungan hidupnya.[28] Hal ini disebabkan oleh pengerusakan habitat yang berlangsung terus-menerus.[25] Ancaman terbesar bagi beruang madu memang semakin hilangnya habitat yang berupa hutan hujan tropis, termasuk diantaranya fragmentasi hutan dan degradasi hutan yang disebabkan oleh perilaku manusia berupa pembalakan hutan secara liar serta penebangan hutan untuk keperluan perkebunan karet, kelapa sawit serta kopi.[29] Ancaman lain bagi beruang madu adalah adanya perburuan, baik dikawasan perlindungan maupun di luar kawasan perlindungan, bagian tubuh beruang madu seperti katung empedu serta cairannya banyak diperdagangkan secara gelap untuk memenuhi permintaan pasar pengobatan tradisional.[30] Selain itu, konflik yang terjadi antara manusia dengan beruang madu terkait dengan perusakan wilayah pertanian juga merupakan ancaman bagi beruang jenis ini.[31] Bencana alam seperti kebakaran hutan turut memengaruhi kelangsungan hidup beruang madu karena berhubungan erat dengan kelestarian habitat serta ketersediaan makanan.[26]

Konservasi

Konservasi beruang madu masih sangat jarang dilakukan.[32] Beruang ini telah terdaftar dalam Appendix I of the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) sejak tahun 1979 yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diburu oleh siapapun.[33] Penelitian lebih lanjut mengenai beruang madu sedang dilakukan, khususnya tentang dasar-dasar biologis, ekologi, serta perilakunya.[34] Konservasi beruang madu perlu difokuskan pada perlindungan terhadap habitat hutan, manajemen yang baik terhadap bidang perlindungan beruang madu, supremasi hukum yang tegas terkait dengan pelanggaran terhadap perlindungan beruang madu, menghentikan perdagangan anggota tubuh beruang, serta mengurangi konflik antara manusia dan beruang madu di wilayah hutan.[34]

Referensi

  1. ^ a b Situs Arktofile: Sun Bear[pranala nonaktif permanen] diakses 3 mei 2010
  2. ^ a b c d e f ,Gabriella FredrikssonSun Bear Funsheet, http://www.beruangmadu.org/uploads/pdfs/sun_bear_facts_indo.pdf diakses 22 April 2010
  3. ^ http://www.sekolahvirtual.or.id/2009/10/daftar-fauna-identitas-provinsi-di-indonesia/[pranala nonaktif permanen] diakses 25 Mei 2010
  4. ^ Humas Pemkot Balikpapan - Maskot Kota Balikpapan[pranala nonaktif permanen]
  5. ^ - Tribun News - Beruang Madu Balikpapan Terancam Punah. Diakses 28 Juni 2010
  6. ^ Situs Kidnesia: Beruang Madu diakses 22 April 2010
  7. ^ a b (en) Situs Honolulu Zoo, 2008 Diarsipkan 2009-04-06 di Wayback Machine. diakses 26 April 2010
  8. ^ (en)Sanderson, I. Living Mammals of the World. 1972.Garden City, New York: Doubleday and Company.
  9. ^ Ari Rakatama,Buletin Triwulan RAKATA, Edisi 11/III/2005
  10. ^ a b Situs Maharani Zoo & Goa diakses 27 April 2010
  11. ^ National Geographic, 2010, http://animals.nationalgeographic.com/animals/mammals/sun-bear.html diakses 26 April 2010
  12. ^ a b (en) IUCN/SSC Bear Specialist Group – International Association for Bear Research and Management (April, 2008) Situs Bearbiiology[pranala nonaktif permanen] diakses 27 April 2010
  13. ^ Taman Nasional Kerinci Seblat, 1998, http://www.angelfire.com/id2/jambi/beruang.htm diakses 22 April 2010
  14. ^ (en) Kenneth Eke,Sun Bear. Situs Whozoo[pranala nonaktif permanen] diakses 3 Mei 2010
  15. ^ (en) Situs bears: Sun Bear[pranala nonaktif permanen] diakses 3 Mei 2010
  16. ^ (en) Fitzgerald, C., P. Krausman. Helarctos malayanus. 2002.Mammalian Species, 696: 1-5.
  17. ^ a b Hanum Putri Permatsari.2009.Fauna Identitas: BERUANG MADU (Helarctos malayanus (Raffles).http://indopedia.gunadarma.ac.id/pdf/5941.pdf diakses 29 April 2010
  18. ^ Ketua Bubuhan.2010.Beruang Madu dan Balikpapan.http://balikpapancitizen.com/bubuhan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=79:beruang-madu-dan-balikpapan&catid=62:culture&Itemid=161 diakses 29 April 2010
  19. ^ (en) The Bear Planet. 2010.http://www.bearplanet.org/sunbear.shtml diakses 29 April 2010
  20. ^ harapan rainforest.2009.Perjumpaan dengan keluarga Beruang Madu.http://harapanrainforest.org/id/blog-beruang diakses 29 April 2010
  21. ^ a b (en) Howard Youth.Sun Bear .ZooGoer 28(2) 1999.Friends of the National Zoo.
  22. ^ Taman Nasional Gunung Leuser.2009.http://orangutancentre.org/wp-content/uploads/bukusaku_b_lawang_bhs.pdf diakses 5 Mei 2010
  23. ^ Beruang madu “Helarctos malayanus”, Kumpulan Informasi Menarik Tentang Beruang Terkecil di Dunia. Diterbitkan oleh: -Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain Yayasan Peduli Hutan Lindung Sungai Wain (Friend Of Sungai Wain/FoW.http://www.ffi.or.id/beruangmadu.php diakses 22 April 2010
  24. ^ Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta.http://bksdadiy.dephut.go.id/katalog_detail.php?kat=&id=8 5 Mei 2010
  25. ^ a b (en) Fredriksson, G.M., Wich, S.A. and Trisno, X. Frugivory in sun bears (Helarctosmalayanus) is linked to El Niño-related fluctuations in fruiting phenology, East Kalimantan, Indonesia.2006. Biological Journal of the Linnean Society, 89: 489 - 508.
  26. ^ a b (en) Fredriksson, G.M., Danielsen, L.S. and Swenson, J.E. Impacts of El Nino related drought and forest fires on sun bear fruit resources in lowland dipterocarp forest of East Borneo. 2007.Biodiversity and Conservation, 16(6): 1823 - 1838.
  27. ^ (en) Schwarzenberger, F., Fredriksson, G., Schallerc, K. and Kolter, L. Fecal steroid analysis for monitoring reproduction in the sun bear (Helarctos malayanus).2004. Theriogenology, 62: 1677 - 1692.
  28. ^ (en) IUCN Red List (March, 2008) http://www.iucnredlist.org diakses 5 mei 2010
  29. ^ (en) Meijaard, E., Sheil, D., Nasi, R., Augeri, D., Rosenbaum, B., Iskandar, D., Setyawati, T., Lammertink, M., Rachmatika, I., Wong, A., Soehartono, T., Stanley, S. and O'Brien, T. Life after Logging: Reconciling Wildlife Conservation and Production Forestry in Indonesian Borneo.2005. Bogor. CIFOR and UNESCO.
  30. ^ Govind, V. and Ho, S. The Consumer Reporton the Trade in Bear Gall Bladder and Bear Bile Products in Singapore. 2001. UK.Animal Concerns Research and Education Society
  31. ^ (en) Fredriksson G. Human–sun bear conflicts in East Kalimantan, Indonesian Borneo.2005. Ursus, 16(1): 130 - 137.
  32. ^ (en) Servheen, C., Herrero, S. and Peyton, B. (1999) Bears Status Survey and Conservation Action Plan. IUCN, Gland, Switzerland.
  33. ^ (en) CITES (December, 2004) http://www.cites.org diakses 5 Mei 2010
  34. ^ a b (en) Fredriksson, G.M. (2008) Pers.comm.

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media yang terkait dengan:
Helarctos malayanus (kategori)
Wikispecies mempunyai informasi mengenai Helarctos malayanus.
  • ARKive: Malayan Sun Bear (Helarctos malayanus) Diarsipkan 2006-05-07 di Wayback Machine.
  • Woodland Park Zoo: Malayan Sun Bear Diarsipkan 2007-05-09 di Wayback Machine.
  • San Diego Zoo's Animal Bytes: Sun Bear
  • Bornean Sun Bear Conservation Diarsipkan 2014-02-18 di Wayback Machine.
  • The effects of selective logging on Malayan sun bears in lowland tropical rainforest of Borneo Diarsipkan 2010-06-28 di Wayback Machine.
  • l
  • b
  • s
Spesies Carnivora yang masih hidup
Feliformia (carnivora "mirip kucing")
  • Musang palem afrika (N. binotata)
Prionodon (Linsang asiatik)
  • Musang congkok (P. linsang)
  • Linsang tutul (P. pardicolor)
Felidae (kucing)
Pantherinae
Neofelis
  • Macan dahan sunda (N. diardi)
  • Macan dahan (N. nebulosa)
Panthera
  • Singa (P. leo)
  • Jaguar (P. onca)
  • Macan tutul (P. pardus)
  • Harimau (P. tigris)
  • Macan tutul salju (P. uncia)
Felinae sensu stricto
Garis keturunan
kucing merah
Pardofelis
  • Kucing batu (P. marmorata)
Catopuma
  • Kucing merah (C. badia)
  • Kucing emas asia(C. temminckii)
Garis keturunan
karakal
  • Serval (Leptailurus serval)
Caracal
  • Kucing emas (C. aurata)
  • Karakal (C. caracal)
Leopardus
  • Kucing pampa (L. colocola)
  • Kucing geoffroy (L. geoffroyi)
  • Kodkod (L. guigna)
  • Kucing harimau selatan (L. guttulus)
  • Kucing andes (L. jacobita)
  • Oselot (L. pardalis)
  • Oncilla (L. tigrinus)
  • Margay (L. wiedii)
Lynx
  • Lynx kanada (L. canadensis)
  • Lynx eurasia (L. lynx)
  • Lynx iberia (L. pardinus)
  • Bobcat (L. rufus)
Garis keturunan
puma
Acinonyx
  • Citah (A. jubatus)
  • Jaguarundi (H. yagouaroundi)
Puma
  • Cougar (P. concolor)
Garis keturunan
kucing kuwuk
  • Kucing pallas (O. manul)
Prionailurus
  • Kucing kuwuk (P. bengalensis)
  • Kucing kuwuk sunda (P. javanensis)
  • Kucing tandang (P. planiceps)
  • Kucing totol (P. rubiginosus)
  • Kucing bakau (P. viverrinus)
Felis
  • Kucing gunung tiongkok (F. bieti)
  • Kucing domestik (F. catus)
  • Kucing hutan(F. chaus)
  • Kucing liar afrika (F. lybica)
  • Kucing pasir(F. margarita)
  • Kucing berkaki hitam (F. nigripes)
  • Kucing liar eropa (F. silvestris)
Viverroidea
    • lihat dibawah↓
Viverroidea
Hemigalinae
  • Musang owston (C. owstoni)
  • Musang air (C. bennettii)
  • Musang gunung (D. hosei)
  • Musang belang (H. derbyanus)
Paradoxurinae
  • Binturung (A. binturung)
  • Musang akar (A. trivirgata)
  • Musang sulawesi (M. musschenbroekii)
  • Musang bulan (P. larvata)
Paradoxurus
  • Musang luwak (P. hermaphroditus)
  • Musang cokelat (P. jerdoni)
  • Musang emas (P. zeylonensis)

Viverrinae
sensu lato
Viverrinae
sensu stricto
  • Musang rase (V. indica)
  • Musang afrika (C. civetta)
Viverra
  • Musang tutul-besar malabar (V. civettina)
  • Musang tutul-besar (V. megaspila)
  • Musang tenggalung (V. tangalunga)
  • Musang kesturi (V. zibetha)
Genettinae
Poiana
(African linsangs)
  • Oyan afrika tengah (P. richardsonii)
  • Oyan afrika barat (P. leightoni)
Genetta
(Rabah)
  • Rabah abisinia (G. abyssinica)
  • Rabah angola (G. angolensis)
  • Rabah bourlon (G. bourloni)
  • Rabah serval berjambul (G. cristata)
  • Rabah umum(G. genetta)
  • Rabah johnston (G. johnstoni)
  • Rabah letaba (G. letabae)
  • Rabah tutul-besar (G. maculata)
  • Rabah macan tutul(G. pardina)
  • Rabah air(G. piscivora)
  • Rabah raja (G. poensis)
  • Rabah serval (G. servalina)
  • Rabah hausa (G. thierryi)
  • Rabah tanjung (G. tigrina)
  • Rabah hutan raksasa (G. victoriae)
  • Rabah tutul-kecil afrika selatan(G. felina)
Herpestoidea
    • see below↓
Caniformia (carnivora "mirip anjing")
Canidae (anjing)
Urocyon
  • Rubah kelabu (U. cinereoargenteus)
  • Rubah pulau abu-abu (U. littoralis)
Vulpini
  • Bat-eared fox (Otocyon megalotis)
Nyctereutes
  • Anjing rakun (N. procyonoides)
  • Anjing rakun jepang (N. viverrinus)
Vulpes
(rubah)
  • Rubah benggala (V. bengalensis)
  • Rubah blanford (V. cana)
  • Rubah tanjung (V. chama)
  • Rubah korsak (V. corsac)
  • Rubah tibet (V. ferrilata)
  • Rubah arktik (V. lagopus)
  • Rubah kit (V. macrotis)
  • Rubah pucat (V. pallida)
  • Rubah rüppell (V. rueppelli)
  • Rubah swift (V. velox)
  • Rubah merah (V. vulpes)
  • Rubah fennec (V. zerda)
Canini
(anjing sejati)
Cerdocyonina
(zorro)
  • Serigala bersurai (C. brachyurus)
Speothos
  • Anjing semak (S. venaticus)
  • Anjing telinga-pendek (A. microtis)
  • Rubah pemakan kepiting (C. thous)
Lycalopex
  • Culpeo (L. culpaeus)
  • Rubah darwin (L. fulvipes)
  • Rubah kelabu amerika selatan (L. griseus)
  • Rubah pampa (L. gymnocercus)
  • Rubah sechura (L. sechurae)
  • Rubah beruban (L. vetulus)
Canina
(canid mirip serigala)
Lupulella
  • Jakal loreng-sisi (L. adustus)
  • Jakal punggung-hitam (L. mesomelas)
  • Anjing liar afrika (L. pictus)
  • Ajak (C. alpinus)
Canis
  • Jakal emas (C. aureus)
  • Anjing domestik (C. familiaris)
  • Koyote (C. latrans)
  • Serigala afrika (C. lupaster)
  • Serigala (C. lupus)
  • Serigala timur (C. lycaon)
  • Serigala merah (C. rufus)
  • Serigala etiopia (C. simensis)
Arctoidea
Ursidae
(beruang)
Ailuropoda
  • Panda raksasa (A. melanoleuca)
Tremarctos
  • Beruang berkacamata (T. ornatus)
Ursinae
  • Beruang kungkang (M. ursinus)
  • Beruang madu (H. malayanus)
Ursus
  • Beruang hitam amerika (U. americanus)
  • Beruang cokelat (U. arctos)
  • Beruang kutub (U. maritimus)
  • Beruang hitam asia (U. thibetanus)
Mustelida
Pinnipedia (anjing laut)
    • lihat dibawah↓
Musteloidea
    • lihat dibawah↓
Pinnipedia (anjing laut)
Odobenidae
  • Walrus (Odobenus rosmarus)

Otariidae
(anjing laut bertelinga:
anjing laut bulu,
singa laut)
Callorhinus
  • Anjing laut bulu utara (C. ursinus)
Otariinae
  • Singa laut steller (E. jubatus)
Zalophus
  • Singa laut california (Z. californianus)
  • Singa laut galápagos (Z. wollebaeki)
  • Singa laut amerika selatan (O. flavescens)
Neophoca
  • Singa laut australia (N. cinerea)
  • Singa laut selandia baru (P. hookeri)
Arctocephalus
  • Anjing laut bulu amerika selatan (A. australis)
  • Anjing laut bulu australasia (A. forsteri)
  • Anjing laut bulu galápagos (A. galapagoensis)
  • Anjing laut bulu antarktik (A. gazella)
  • Anjing laut bulu juan fernández (A. philippii)
  • Anjing laut bulu cokelat (A. pusillus)
  • Anjing laut bulu guadalupe (A. townsendi)
  • Anjing laut bulu subantarktik (A. tropicalis)
Phocidae
(Anjing laut nirtelinga
atau anjing laut sejati)
Phocinae
("anjing laut utara")
  • Anjing laut bejanggut (E. barbatus)
  • Anjing laut bertudung (C. cristata)
Phocini
  • Anjing laut harpa(P. groenlandicus)
  • Anjing laut pita (H. fasciata)
  • Anjing laut abu-abu (H. grypus)
Phoca
  • Anjing laut tutul(P. largha)
  • Anjing laut pelabuhan (P. vitulina)
Pusa
  • Anjing laut kaspia (P. caspica)
  • Anjing laut bercincin (P. hispida)
  • Anjing laut baikal (P. sibirica)
Monachinae
("southern seals")
Monachini
(anjing laut rahib)
  • Anjing laut rahib laut tengah (M. monachus)
Neomonachus
  • Anjing laut hawaii (N. schauinslandi)
Mirounga
(anjing laut gajah)
  • Anjing laut gajah utara (M. angustirostris)
  • Anjing laut gajah selatan (M. leonina)
Lobodontini
(anjing laut antarktik)
  • Anjing laut macan tutul (H. leptonyx)
  • Anjing laut weddell(L. weddellii)
  • Anjing laut pemakan kepiting (L. carcinophagus)
  • Anjing laut ross (O. rossi)
Musteloidea
Ailuridae
  • Panda merah (A. fulgens)
Mephitidae
(sigung)
Conepatus
(sigung hidung-babi)
  • Sigung hidung-babi molina (C. chinga)
  • Sigung hidung-babi humboldt (C. humboldtii)
  • Sigung hidung-babi amerika (C. leuconotus)
  • Sigung hidung-babi loreng (C. semistriatus)
Mephitis
  • Sigung bertudung (M. macroura)
  • Sigung loreng (M. mephitis)
Mydaus
([teledu sigung)
  • Teledu sigung sunda (M. javanensis)
  • Teledu sigung palawan (M. marchei)
Spilogale
(sigung tutul)
  • Sigung tutul selatan (S. angustifrons)
  • Sigung tutul barat (S. gracilis)
  • Sigung tutul timur (S. putorius)
  • Sigung tutul kerdil (S. pygmaea)
Procyonidae
  • Kinkajou (Potos flavus)
Bassariscus
  • Ringtail (B. astutus)
  • Cacomistle (B. sumichrasti)
Procyon
(rakun)
  • Rakun pemakan kepiting (P. cancrivorus)
  • Rakun (P. lotor)
  • Rakun cozumel (P. pygmaeus)
Bassaricyon
(olingo)
  • Olingo dataran rendah timur (B. alleni)
  • Olingo utara (B. gabbii)
  • Olingo dataran rendah barat (B. medius)
  • Olinguito (B. neblina)
Nasuina
(koati)
Nasua
  • Koati hidung-putih (N. narica)
  • Koati amerika selatan (N. nasua)
Nasuella
  • Koati gunung timur (N. meridensis)
  • Koati gunung barat (N. olivacea)
Mustelidae
    • lihat dibawah↓
  • Teledu amerika (T. taxus)
Mellivora
  • Teledu madu (M. capensis)
Melinae
(Teledu eurasia)
Arctonyx
  • Babi batang utara (A. albogularis)
  • Babi batang besar (A. collaris)
  • Babi batang sumatra (A. hoevenii)
Meles
  • Teledu jepang (M. anakuma)
  • Teledu kaukasus (M. canescens)
  • Teledu asia (M. leucurus)
  • Teledu eropa (M. meles)
Melogale
(biul)
  • Biul vietnam (M. cucphuongensis)
  • Biul kalimantan (M. everetti)
  • Biul tiongkok (M. moschata)
  • Biul slentek (M. orientalis)
  • Biul burma (M. personata)
  • Biul formosa (M. subaurantiaca)
Guloninae
  • Tayra (Eira barbara)
Pekania
  • Musang ikan (P. pennanti)
Gulo
  • Wolverine (G. gulo)
Martes
(amunin)
  • Amunin amerika (M. americana)
  • Amunin pasifik (M. caurina)
  • Amunin leher-kuning(M. flavigula)
  • Amunin batu (M. foina)
  • Amunin india (M. gwatkinsii)
  • Amunin eropa (M. martes)
  • Amunin jepang (M. melampus)
  • Sable (M. zibellina)
Ictonychinae
Lyncodontini
  • Cerpelai patagonia (L. patagonicus)
Galictis
(grison)
  • Grison kecil (G. cuja)
  • Grison besar (G. vittata)
Ictonychini
(Cerpelai afrika)
Vormela
  • Cerpelai-hitam batu (V. peregusna)
  • Cerpelai-garis afrika (P. albinucha)
Ictonyx
  • Cerpelai-garis sahara (I. libyca)
  • Zorilla (I. striatus)
Lutrinae
(berang-berang)
  • Berang-berang raksasa (P. brasiliensis)
Lontra
  • Berang-berang sungai amerika utara (L. canadensis)
  • Kucing laut (L. felina)
  • Berang-berang neotropis (L. longicaudis)
  • Berang-berang sungai selatan (L. provocax)
Enhydra
  • Berang-berang laut(E. lutris)
  • Berang-berang leher-tutul (H. maculicollis)
Lutra
  • Berang-berang eurasia (L. lutra)
  • Berang-berang sumatra (L. sumatrana)
Lutrogale
  • Berang-berang wregul (L. perspicillata)
Aonyx
  • Berang-berang nircakar afrika (A. capensis)
  • Sero ambrang (A. cinereus)
  • Berang-berang nircakar kongo (A. congicus)
Mustelinae
Neogale
  • Cerpelai amazon (N. africana)
  • Cerpelai kolombia (N. felipei)
  • Cerpelai ekor-panjang (N. frenata)
  • Cerpelai cokelat amerika (N. vison)
Mustela
(cerpelai)
  • Cerpelai-kerdil gigi-tanggal (M. aistoodonnivalis)
  • Cerpelai gunung (M. altaica)
  • Cerpelai ekor-pendek (M. erminea)
  • Cerpelai-hitam padang-rumput (M. eversmannii)
  • Feret (M. furo)
  • Cerpelai ekor-pendek haida (M. haidarum)
  • Cerpelai jepang (M. itatsi)
  • Cerpelai perut-kuning (M. kathiah)
  • Cerpelai coklat eropa (M. lutreola)
  • Cerpelai gunung jawa (M. lutreolina)
  • Cerpelai kaki-hitam (M. nigripes)
  • Cerpelai kecil (M. nivalis)
  • Cerpelai melayu (M. nudipes)
  • European polecat (M. putorius)
  • Cerpelai ekor-pendek amerika (M. richardsonii)
  • Cerpelai siberia (M. sibirica)
  • Cerpelai punggung-garis (M. strigidorsa)
Pengidentifikasi takson
Helarctos malayanus
Ursus malayanus