Chlorambucil

Chlorambucil, atau klorambusil, adalah obat yang digunakan untuk mengobati leukemia limfositik kronis dan berbagai penyakit getah bening, termasuk limfoma Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, dan jenis limfoma lainnya. Obat ini termasuk dalam kategori sitotoksik yang dikenal sebagai agen alkilasi, yang berfungsi dengan cara mengganggu pertumbuhan sel kanker. Sel-sel kanker dihancurkan oleh obat ini sehingga tidak dapat berkembang atau menyebar ke jaringan tubuh lainnya.[1]

Efek samping Chlorambucil

Efek samping umum

Terdapat beberapa efek samping umum yang mungkin dialami oleh setiap pasien yang menjalani pengobatan ini, meskipun sebagian kecil pasien mungkin tidak merasakan efek samping tersebut. Efek samping yang sering muncul meliputi:

  • demam
  • rasa tidak enak badan
  • menggigil dan gemetar
  • batuk dan sakit tenggorokan
  • sesak napas
  • diare
  • frekuensi buang air kecil yang meningkat
  • mimisan
  • gusi berdarah
  • munculnya bintik merah pada kulit
  • ruam kulit
  • pusing
  • wajah pucat
  • serta kelelahan dan kehilangan semangat.

Efek samping langka

Selain efek samping umum, chlorambucil juga dapat menyebabkan efek samping yang lebih jarang terjadi. Sebagian kecil pasien mungkin mengalami efek samping langka seperti:

  • demam tinggi
  • kulit yang mengelupas atau melepuh
  • nyeri pada mulut atau mata
  • mengi
  • nyeri otot
  • lesi merah pada kulit
  • kejang
  • tremor pada tangan atau kaki
  • gerakan tubuh yang tiba-tiba
  • serta mata merah akibat iritasi.

Referensi

  1. ^ "Chlorambucil: Kegunaan, Dosis, Efek Samping, dll". Hello Sehat. 2022-06-22. Diakses tanggal 2024-08-13.