Mehdat Abdul Salam Shabana

Mehdat Abdul Salam Shabana seorang warga negara Malaysia yang kelahiran Afganistan adalah seorang anggota dewan direksi Konsojaya Trading Company yaitu sebuah organisasi mantel yang berbasiskan di Kuala Lumpur, Malaysia. ia memiliki 50 % saham dari 6000 saham dari perusahaan Konsojaya sebuah shell company bersama dengan Riduan Isamuddin warga Malaysia kelahiran Indonesia yang lebih dikenal sebagai "Hambali, Perusahaan Konsojaya didirikan pada bulan Juni tahun 1994[1]..

sejak tahun 2002 keberadaan diri Sabana sampai sekarang tidak diketahui

Secara resmi perusahaan Konsojaya tercatat sebagai perusahaan impor-ekspor yang mengirimkan minyak kelapa sawit dan Madu Sunda. Konsojaya sebenarnya merupakan tempat pengelolahan khusus dan sebagai penyaluran pembiayaan dana serta bahan-bahan untuk daerah-daerah yang timbul konflik atau melakukan serangan-serangan terroris. Menurut data pencatatan perusahaan terakhir di Kuala Lumpur, perusahaan Konsojaya sudah tidak tercatat.

Lihat pula

  • Al-Ma'unah
  • Adam Salih
  • Azahari Husin
  • Amein Mohamed
  • Hemeid H. Algamdi
  • Mohammed Jamal Khalifa
  • Noordin Mohammed Top
  • Omar Abu Omar
  • Ramzi Yousef
  • Pengkultusan

Rujukan

  1. ^ http://articles.latimes.com/2002/feb/07/news/mn-26735 Indonesia Cleric Tied to ‘95 Anti-U.S. Plot

Pranala luar

  • http://www.nst.com.my/Current_News/NST/Sunday/Frontpage/20081130085519/Article/index_html Teror Mumbai: Pemeriksaan mengenai keterkaitan dengan kartu kredit
    {Polisi akan menyelidiki laporan dari kantor berita internasional yang memberitakan bahwa telah ditemukan keberadaan kartu kredit keluaran Malaysia di antara barang-barang pribadi dari para teroris di Mumbai)
  • http://www.nst.com.my/Current_News/NST/Tuesday/Frontpage/2417525/Article/index_html Buntut Mumbai: Penyelidikan menunjukkan tidak ada hubungan dengan Malaysia
    (Sebuah menyelidiki awal menyatakan bahwa dalam serangan teroris Mumbai belum terungkap adanya hubungan apapun ke Malaysia, kata konsul-umum Malaysia, Wan Zaidi Wan Abdullah di Mumbai, ia mengatakan bahwa pihak berwenang di India telah menolak atas laporan dari surat kabar internasional yang bersumber pada laporan intelijen Britania Raya dan Amerika Serikat yang mengatakan mengenai adanya dokumen perjalanan dan kartu kredit keluaran Malaysia)