Bagoes Hadikoesoemo
1944–1953
Mas Mansoer
Ahmad Rasyid
(1890-11-24)24 November 1890
Kauman, Yogyakarta, Hindia Belanda
Jakarta, Indonesia
Mursilah
Siti Mardiah
Mursilah: 3 anak
Siti Mardiah: 5 anak
- Raden Hasjim (ayah)
Ki Raden Bagus Hadikusumo (Ejaan Lama: Bagoes Hadikoesoemo) (24 November 1890 – 4 November 1954) adalah seorang pemuka agama dan politisi berkebangsaan Indonesia yang dikenal sebagai salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di dunia politik, ia merupakan pendiri Partai Islam Indonesia (PII) pada 1938 dan Partai Masyumi di Yogyakarta pada 1943.[2] Dia sebagai tokoh Muhammadiyah yang disemat penghargaan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo pada 2015.[3]
Kehidupan pribadi
Lahir dengan nama Raden Hidajat di Kampung Kauman, Yogyakarta pada 24 November 1890 (dalam penanggalan Hijriah: Senin, 11 Rabiul Akhir 1308) di pagi hari. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya, Raden Haji Lurah Hasjim adalah seorang abdi dalem di Keraton Yogyakarta.
Kiprah dan Pendidikan
Ia mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa, Melayu, dan Belanda didapat dari seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyyah yang bernama Mirza Wali Ahmad Baig.
Selanjutnya Ki Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah (1942-1953). Ia sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Selain itu, bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club (KVC), yang kelak dikenal dengan nama Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PSHW).
Pada tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah. Pada tahun 1942, ketika KH Mas Mansoer dipaksa Jepang untuk menjadi ketua Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum Muhammadiyah yang ditinggalkannya.[4] Posisi ini dijabat hingga tahun 1953. Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI. Ia pernah berdebat sengit terkait dasar negara terutama terkait Piagam Jakarta.[5][6]
Karya sastra
Ki Bagus aktif membuat karya tulis, antara lain:
- Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin,
- Risalah Katresnan Djati (1935),
- Poestaka Hadi (1936), Poestaka Islam (1940),
- Poestaka Ichsan (1941), dan
- Poestaka Iman (1954).
Lihat pula
Rujukan
- ^ Wibowo, Eko Ari, ed. (2015-11-15). "Makam Ki Bagus Hadikusumo Hilang, Ini Penjelasan Keluarga". Tempo.co. Jakarta. Diakses tanggal 2024-04-19.
Bagus Hadikusumo terakhir dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta. Ia sempat direncanakan untuk direlokasikan makamnya ke Taman Makam Pahlawan Semaki, namun tidak disetujui pihak keluarga. Saat ini, makam telah tiada dan digantikan oleh orang lain.
- ^ Chaebar, Haris (2019-08-02). "17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Ki Bagoes Hadikoesoemo". Tribun News. Diakses tanggal 2024-04-19.
- ^ Armenia, Resty. "Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Ke Lima Tokoh". CNN Indonesia. Diakses tanggal 5 November 2015.
- ^ http://m.muhammadiyah.or.id/id/content-160-det-ki-bagus-hadikusuma.html/ Diarsipkan 2018-10-18 di Wayback Machine. diakses 16 Oktober 2018
- ^ Matanasi, Petrik. "Ki Bagus Hadikusumo, Pendukung Keras Piagam Jakarta". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-10-19.
- ^ Adryamarthanino, Verelladevanka (2021-07-30). Nailufar, Nibras Nada, ed. "Ki Bagus Hadikusumo: Kiprah dan Karyanya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-10-19.
Daftar pustaka
Buku
- Arifin, MT (1990). Muhammadiyah: Potret yang Berubah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. ISBN 978-602-6268-01-3.
- Darban, Ahmad Adaby (2000). Sejarah Kauman: Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Tarawang. ISBN 978-979-8681-26-4.
Jurnal ilmiah
- Aprianto, Iwan Dwi; Yulianto, Andrian Eka (Desember 2019). "Askar Perang Sabil dalam Revolusi Fisik di Yogyakarta Tahun 1945-1949". Jurnal Walasuji. 10 (2). ISSN 2502-2229. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-10. Diakses tanggal 2020-04-08.
Didahului oleh: KH Mas Mansoer | Ketua Umum Muhammadiyah 1942–1953 | Diteruskan oleh: AR Sutan Mansur |
- l
- b
- s
- K.H. Abdul Fatah Hasan
- K.H. Abdul Halim Majalengka
- Raden Abdul Kadir
- Abdul Kaffar
- Abdoel Kahar Moezakir
- R. Abdulrahim Pratalykrama
- Abdurrahman Baswedan
- K.H. Abdul Wahid Hasjim
- R. Abikoesno Tjokrosoejoso
- Agus Musin Dasaad
- Haji Agus Salim
- K.H. Ahmad Sanusi
- Mr. R. Achmad Soebardjo
- Mr. Alexander Andries Maramis
- Mas Aris
- Ir. R. Ashar Sutejo Munandar
- R. Asikin Natanegara
- Ki Bagoes Hadikoesoemo
- Mr. Mas Besar Mertokusumo
- BPH Bintoro
- Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
- Prof. Dr. R. Djenal Asikin Widjaja Koesoema
- Ki Hadjar Dewantara
- Drs. Moh. Hatta
- Mr. R. Hindromartono
- Prof. Dr. Pangeran Ario Hussein Jayadiningrat
- Ichibangase Yosio
- Mr. Johannes Latuharhary
- Liem Koen Hian
- K.H. Mas Mansoer
- R.M. Margono Djojohadikoesoemo
- Mr. R.A. Maria Ulfah Santoso
- K.H. Masjkur
- Ir. Pangeran Mohammad Noor
- Oey Tiang Tjoei
- Oei Tjong Hauw
- R. Otto Iskandar di Nata
- Parada Harahap
- P.F. Dahler
- R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking
- Pangeran Poeroebojo
- Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat
- R. Ruslan Wongsokusumo
- Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo
- Dr. Samsi Sastrawidagda
- Mr. R.M. Sartono
- Mr. R. Sastromulyono
- Mr. Raden Panji Singgih
- R.N. Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
- Mr. R. Raden Sjamsoeddin
- Dra. KRMH Sosrodiningrat
- Raden Sudirman
- R. Sukarjo Wiryopranoto
- Ir. Soekarno
- Dr. Soekiman Wirjosandjojo
- Dr. R. Sulaiman Effendi Kusumah Atmaja
- Prof. Mr. Dr. Soepomo
- Ir. R.M. Panji Surachman Cokroadisuryo
- R.M.T. Ario Soerjo
- Pangeran Soerjohamidjojo
- R.P. Soeroso
- Mr. Mas Soesanto Tirtoprodjo
- Mas Sutardjo Kertohadikusumo
- Mr. R. Soewandi
- Tan Eng Hoa
- R.A.A. Wiranatakusumah V
- K.R.M.T. Wongsonegoro
- RMTA Wuryaningrat
- Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.